"Kearifan Lokal Minangkabau di Era Modren: Menjaga Tradisi Batagak Kudo-Kudo sebagai Simbol Gotong Royong”
Tradisi Batagak Kudo-Kudo simbol gotong royong di minangkabau
Padang Pariaman - Upacara Batagak Kudo-kudo merupakan tradisi yang kaya akan makna dan simbolisme dalam masyarakat Minangkabau, kegiatan ini melibatkan gotong royong masyarakat dalam pembangunan rumah, masjid, dan bangunan lainnya.
Istilah Batagak Kudo-kudo berasal dari bahasa Minang yang berarti "menegakkan kuda-kuda", merujuk pada proses pemasangan atap bangunan. Upacara ini tidak hanya sekadar ritual, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan persatuan di antara masyarakat. Sebelum upacara dimulai, masyarakat akan mengadakan musyawarah untuk menentukan lokasi, ukuran bangunan, serta waktu pelaksanaan.
Selain itu upacara ini melibatkan berbagai elemen masyarakat dan bertujuan untuk memperkuat ikatan sosial serta melestarikan budaya Minangkabau. Selain itu, upacara ini juga menjadi momen untuk bersyukur atas rezeki yang diberikan dalam bentuk pembangunan fisik.
Upacara Batagak Kudo-kudo biasanya dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang dianggap baik menurut penanggalan adat. Momen ini sering kali dipilih berdasarkan kesepakatan bersama dan dapat berlangsung pada akhir pekan atau hari libur agar lebih banyak masyarakat yang berpartisipasi.
Acara ini dilaksanakan di lokasi pembangunan, seperti rumah atau masjid yang sedang dibangun. Lokasi tersebut biasanya berada di desa-desa di Padang Pariaman, yang merupakan daerah dengan tradisi Minangkabau yang kuat.
Meskipun di tengah modernitas yang semakin berkembang, tradisi Batagak Kudo-kudo tetap dipertahankan sebagai bagian penting dari identitas budaya Minangkabau. Masyarakat menyadari bahwa meskipun teknologi dan individualisme semakin meningkat, nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan harus terus dijaga.
Meskipun teknologi konstruksi sudah semakin maju, namun semangat kebersamaan yang tercermin dalam Batagak Kudo-Kudo tetap relevan dan dijunjung tinggi. Dikarenakan tradisi ini mengajarkan kita bahwa dalam membangun sesuatu yang besar, diperlukan kerja sama dan peran dari masyarakat.
Upacara ini bertujuan untuk meminta restu kepada Tuhan dan para leluhur agar proses pembangunan berjalan lancar dan selamat. Selain itu, upacara ini juga berfungsi untuk memperkuat tali persaudaraan antar warga serta menjaga kelestarian budaya Minangkabau.
Rangkaian acara Batagak Kudo-kudo dimulai dengan musyawarah untuk menentukan waktu dan persiapan pembangunan. Kemudian dilanjutkan dengan ritual penyambutan tamu, pelaporan pembangunan, dan akhirnya proses pemasangan kuda-kuda atap. Setelah itu, acara ditutup dengan kegiatan bajamba, yaitu makan bersama sebagai ungkapan syukur.