Keterbatasan Fisik Tak Menjadi Penghalang Bagi Bapak Etus Usmany, Demi Memenuhi Kebutuhan Hidup

Sang Penjual Koran di Lingkup Kampus Unpatti

Keterbatasan Fisik Tak Menjadi Penghalang Bagi Bapak Etus Usmany, Demi Memenuhi Kebutuhan Hidup
Penjual Korang di lingkungan kampsu unpatti: Foto Rizal Wagola

 

Ambon Maluku-Bapak Etus Usmany, atau biasa di sapa bapak Etus, (62). Pria yang begitu rama saat disapa. Di usianya yang sudah senja, dirinya berprofesi sebagai penjul Koran. Pekerjaan yang saat ini sudah jarang ditemui lagi di era pesatnya kemajuan informasi digital.

 Kampus Universitas Pattimura (Unpatti) menjadi tempat utama bapak Etus, untuk menjual koran-korannya ke pada masyarakat kampus. Berlalu lalang di lingkungan kampus, yang bermodalkan berjalan kaki, untuk menawarkan jualanya itu.

 Bertumpuk-tumpuk koran yang di jual itu, diambil dari berbagai media cetak, dari media  lokal di kota Ambon. Harga perlmebarnya dijual sebesar lima ribu rupiah (5.000) Rp.

 Namun, pria dengan usia senja tersebut memliki kondisi fisik yang kurang sempurna. Bapak Etus merupakan penyandang disabilitas. Yang mana tangan kirinya dalam kondisi cacat, sejak usianya yang masi dini kalah itu.

 

Hal tersebut tak menjadi penghalang bagi pria yang memiliki empat (4) orang anak itu untuk mencari nafkah.

Saat ditemui di sela-sela dirinya beristirahat usai berjualan di lingkungan kampus Unpatti Jumat, (17/11) bapak Etus bercerita ia sudah mulai menjalani usaha tersebut sejak tahun 2010 dan kini  sudah memasuki 14 tahun.

Berkediaman di Kelurahan Batu Meja, Kec. Sirimau, kota Ambon Maluku, bapak Etus mulai berjualan sejak pukul 07: 00 WIT. Jarak yang di tempuh bapak Etus di kampus Unpatti, kurang lebih 7,0 kilo meter.

 50 ekselempar koran yang biasa di ambil dari berbagai media untuk dijual. Namun, sering kali koran yang dibawanya tak habis terjual.

 “ Ya Kadang-kadang, semua akan seng ta jual abis (tidak terjual abis). Kalau tidak terjual abis, tidak bisa di bawa pulang, terpaksa beta (saya) harus bayar sendiri “ ujarnya sambil tersenyum tipis.

 “ Soalnya Koran yang di ambil ini belum dibayar, saya ambil sesuai yang saya pesan,  setelah saya jual baru dibayar. Tapi kalau tidak habis dijual, terpaksa bayar sendiri sebab tidak bisa di kembalikan lagi “ sambungnya. 

Selain berjualan di lingkungan kampus Unpatti kata bapak Etus, dirinya juga berjualan di pusat kota Ambon.