Pluralisme Fondasi Bangsa Indonesia: Menjaga Kebersamaan di Tengah Perbedaan & Globalisasi
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk bisa menjaga kebersamaan di tengah perbedaan dan globalisasi yaitu menekankan pada diri sendiri pentingnya pendidikan karakter dalam diri serta belajar untuk simpati dan peduli terhadap sekitar, mengikuti kegiatan positif yang berhubungan dengan banyak orang atau berinteraksi langsung dengan suku lain/khalayak untuk bertukar pikiran serta mempererat perbedaan, mengkonsumsi atau mengikuti konten yang bermutu serta yang bisa menginspirasi sehingga wawasan lebih luas dan lebih mengerti pentingnya pluralisme, menggunakan media dengan bijak seperti untuk mencari informasi atau peduli dengan daerah lain atau memperkenalkan budaya serta keberagaman Indonesia, terbuka dan mau bertukar pendapat serta berteman dengan banyak orang tanpa membeda bedakan dan bisa menyebarkan aspek/nilai positif terhadap sekitar. Keberagaman, IndonesiaKayaBudaya, PMM
Dina Mirda
Landasan sebuah negara harus kokoh dengan berbagai aspek di dalamnya untuk bisa mempertahankan bagian dalam negara itu sendiri terutama penduduk. Negara Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika dimana yang berarti Berbeda-Beda Tetapi Tetap Satu Jua. Perbedaan suku, bangsa, bahasa, agama, ras, dan budaya adalah ciri khas Indonesia. Melalui pluralisme menjadikan Indonesia hidup berdampingan satu sama lain tanpa harus saling menjatuhkan karena adanya perbedaan. Prinsip pluralisme sangatlah dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama di era globalisasi dan agar memperkokoh bangsa Indonesia.
Penduduk Indonesia per 22 Oktober 2024 284,1 juta jiwa sehingga Indonesia menjadi negara dengan populasi terbanyak nomor 3 se-Asia dan nomor 4 terbanyak di dunia (UN (World Population Prospects 2024), 2024) dengan jumlah suku lebih dari 1.300 suku bangsa di Indonesia. Begitu beragamnya Indonesia bahkan agama di Indonesia meskipun didominasi oleh agama Islam namun masyarakat tetap hidup berdampingan dengan agama lain seperti Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu.
Semakin pesat berkembangnya budaya yang masuk ke Indonesia karena globalisasi, tidak dapat dipungkiri tantangan menjaga harmonisasi antar sesama dan budaya lokal yang mulai luntur semakin besar. Prinsip pluralisme inilah yang akan memastikan bahwa perbedaan tidak akan memecah belah bangsa Indonesia meskipun harus menyambut adanya budaya baru dari negara lain.
Masuknya budaya baru, perbedaan yang semakin kuat justru harus menjadi kesempatan untuk mengedepankan dan memperlihatkan bagaimana pilar Indonesia, simbol Bhineka Tunggal Ika yang melekat pada setiap Individu, dijunjung tinggi serta belajar mengambil hal yang positif dari budaya asing yang masuk tanpa menghilangkan budaya sendiri. Melalui banyaknya rintangan budaya asing dan perbedaan akan menguatkan nilai pluralisme dan toleransi ketika dapat memetik poin penting.
Di tengah tantangan global dan pergeseran sosial, upaya untuk penting untuk membangun dialog antar umat beragama dan antar suku agar dapat mempererat dan menyatukan keberagaman. Masyarakat perlu didorong untuk saling menghargai perbedaan, sehingga tercipta kerukunan yang harmonis. Tidak hanya melalui pendidikan, kebijakan publik, dan inisiatif komunitas, untuk dapat menguatkan nilai-nilai pluralisme dan toleransi, bahkan dari arus globalisasi dan budaya asing yang masuk bisa kita ambil pembelajaran untuk menguatkan prinsip pluralisme, menjadikan Indonesia sebagai contoh negara yang mampu berdiri kokoh dalam kebersamaan di tengah keragaman. Dalam konteks ini, perlunya komitmen semua pihak untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan yang merupakan sebuah keharusan demi masa depan bangsa yang lebih baik.
Namun, tantangan yang cukup besar menjaga pluralisme apalagi membutuhkan semua aspek untuk berpartisipasi, terutama di era informasi yang serba cepat ini. Berita hoaks dan provokasi seringkali muncul, yang dapat menimbulkan ketegangan antar kelompok. Oleh karena itu, peran media dan influencer menjadi sangat penting dalam menyebarkan pesan-pesan positif tentang toleransi dan saling pengertian. Pendidikan karakter yang menekankan nilai-nilai kebersamaan dan empati juga harus ditanamkan sejak dini kepada generasi muda. Sudah banyak motivator ataupun influencer yang dapat dicontoh untuk bisa mengembangkan karakter pribadi agar kita tidak lepas dari empati dan menghargai keberagaman.
Dengan pendekatan yang tepat dapat membangun kesadaran akan pentingnya pluralisme dan menjadikannya sebagai landasan bagi kemajuan bangsa. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang latar belakang, merasa memiliki tempat dan peran dalam membangun Indonesia yang damai dan sejahtera. Kesadaran pribadi akan pentingnya pluralisme akan sangat berpengaruh pada elemen lain, mengalirkan sikap-sikap positif kepada sekitarnya.
Sumber: Dina Mirda (Foto PMM 3 UNG)
Foto di atas merupakan hasil dokumentasi Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Batch 3 inbound Universitas Negeri Gorontalo yang berasal lebih dari 20 universitas dan begitu pula dari berbagai daerah dari Jawa hingga Aceh. Keberagaman menyatukan dengan saling menginspirasi dan memberikan pengalaman secara nyata bagi setiap mahasiswa karena adanya interaksi secara langsung serta pertukaran pendapat satu sama lain.
Dalam dokumentasi di atas telah menggambarkan beragamnya Indonesia dari Sabang sampai Merauke, perbedaan bahasa, baju adat, budaya hingga agama tidak melunturkan semangat generasi muda untuk mempertahankan kebersamaan dalam perbedaan. Mengikuti program pertukaran mahasiswa menjadi salah satu cara untuk bisa mempererat kebersamaan dalam prinsip pluralisme. Mahasiswa menjadi pelopor untuk bisa menyatukan yang hampir luntur dan mengembalikannya dengan menunjukkan kekayaan budaya Indonesia hingga mancanegara melalui hal kecil namun dilakukan bersama-sama.
Dengan adanya program yang dapat mengokohkan pluralisme sebagai fondasi bangsa Indonesia dapat memberikan dampak positif karena pertukaran pendapat, gagasan, budaya lebih terasa dan dipahami oleh satu sama lain. Sehingga semua elemen dapat merasakan bagaimana perbedaan yang ada dan semakin meningkatkan rasa kebersamaan antar sesama.
Seperti melalui pembelajaran di sekolah atau kampus. Adanya pembelajaran yang mengedepankan nilai Pancasila yaitu PPKN dan Pendidikan Pancasila. Hal ini sangat membantu para pelajar untuk semakin peduli dan menciptakan rasa cinta tanah air pada Indonesia. Mereka secara tidak langsung sudah melakukan tindakan aktif untuk mendukung nilai-nilai pancasila dan juga mengedepankan prinsip pluralisme.
Pluralisme merupakan simbol kesadaran masyarakat Indonesia sehingga menjadi magnet yang kuat untuk menarik perhatian dunia terhadap keragaman budayanya. Dengan menjaga pluralisme dalam perbedaan dan konflik yang terjadi di dunia, Indonesia dapat menjadi negara yang damai dan dinamis.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa beberapa hal yang bisa dilakukan untuk bisa menjaga kebersamaan di tengah perbedaan dan globalisasi yaitu menekankan pada diri sendiri pentingnya pendidikan karakter dalam diri serta belajar untuk simpati dan peduli terhadap sekitar, mengikuti kegiatan positif yang berhubungan dengan banyak orang atau berinteraksi langsung dengan suku lain/khalayak untuk bertukar pikiran serta mempererat perbedaan, mengkonsumsi atau mengikuti konten yang bermutu serta yang bisa menginspirasi sehingga wawasan lebih luas dan lebih mengerti pentingnya pluralisme, menggunakan media dengan bijak seperti untuk mencari informasi atau peduli dengan daerah lain atau memperkenalkan budaya serta keberagaman Indonesia, terbuka dan mau bertukar pendapat serta berteman dengan banyak orang tanpa membeda bedakan dan bisa menyebarkan aspek/nilai positif terhadap sekitar.