PERAN MAHASISWA DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN LOKAL UNTUK MEMPERKUAT KEBANGSAAN
Sebagai agen perubahan, mahasiswa mempunyai peran penting dalam menentukan nasib negara. Mahasiswa sering kali dipandang sebagai penghubung antara tradisi dan kemajuan dalam menghadapi dunia di mana globalisasi terjadi dengan lebih cepat. Meskipun demikian, kontribusi mahasiswa terhadap pelestarian budaya daerah terkadang terabaikan dalam konteks nasional. Padahal, mahasiswa yang bercita-cita memimpin negara di masa depan mempunyai tugas melestarikan budaya lokal, selain masyarakat adat dan seniman tradisional.
PERAN MAHASISWA DALAM MELESTARIKAN KEBUDAYAAN LOKAL UNTUK MEMPERKUAT KEBANGSAAN
Sebagai agen perubahan, mahasiswa mempunyai peran penting dalam menentukan nasib negara. Mahasiswa sering kali dipandang sebagai penghubung antara tradisi dan kemajuan dalam menghadapi dunia di mana globalisasi terjadi dengan lebih cepat. Meskipun demikian, kontribusi mahasiswa terhadap pelestarian budaya daerah terkadang terabaikan dalam konteks nasional. Padahal, mahasiswa yang bercita-cita memimpin negara di masa depan mempunyai tugas melestarikan budaya lokal, selain masyarakat adat dan seniman tradisional.
Bukti empiris menunjukkan bahwa budaya lokal mungkin dirusak oleh globalisasi. Sebuah penelitian UNESCO menyatakan bahwa sekitar 2.500 bahasa, banyak di antaranya merupakan bahasa daerah yang merupakan bagian integral dari cara hidup setempat, berada dalam bahaya kepunahan. Kebudayaan lain seperti tarian, musik, dan adat istiadat mempunyai risiko yang sama untuk punah jika Bahasa yang merupakan salah satu unsur fundamentalnya mulai memudar.
Mahasiswa mempunyai potensi besar untuk mengintegrasikan budaya lokal ke dalam identitas nasional yang digelutinya sebagai kelompok intelektual. Ikut serta dalam inisiatif pelestarian budaya melalui program kuliah kerja nyata (KKN) merupakan salah satu tindakan yang dapat dilakukan. Laporan Kemendikbud menyebutkan, tingkat kesadaran budaya masyarakat meningkat berkat adanya program KKN tematik yang melibatkan mahasiswa dalam pengembangan desa wisata budaya. Hal ini menunjukkan bagaimana mahasiswa dapat secara aktif mendukung pemeliharaan adat istiadat daerah.
Selain itu, penggunaan media sosial dan teknologi oleh mahasiswa juga dapat secara efektif mempromosikan budaya lokal. Berdasarkan data, mayoritas pengguna internet di Indonesia 80% berusia lebih muda, dengan rentang usia 15–35 tahun merupakan mayoritas. Artinya, mahasiswa mempunyai peluang besar untuk menggabungkan budaya lokal ke dalam video digital menarik yang dapat dibagikan di situs media sosial seperti YouTube, Instagram, dan TikTok. Sejumlah kampanye media sosial yang dilakukan dengan baik oleh mahasiswa dan menyoroti budaya lokal telah menarik pujian dari seluruh dunia serta minat generasi muda.
Mahasiswa juga dapat berpartisipasi aktif dengan mengikuti organisasi kampus yang menonjolkan budaya lokal. Festival budaya yang diselenggarakan mahasiswa seperti, Pekan Kebudayaan Nasional tahunan di berbagai universitas bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap budaya daerah. Selain menumbuhkan kesadaran yang lebih
besar terhadap keberagaman, program ini menawarkan kesempatan untuk meningkatkan hubungan antara mahasiswa dari latar belakang berbagai suku dan daerah.
Pada akhirnya, rasa identitas nasional yang kuat bermula dari kecintaan terhadap budaya yang membentuk identitas kita serta kesadaran politik dan patriotisme. Mahaiswa yang memahami langsung kekayaan budaya Indonesia tidak hanya akan tumbuh menjadi sarjana yang banyak membaca, tetapi juga nasionalis yang bersemangat dan mencintai tanah airnya. Hal ini menunjukkan bahwa bahkan dalam menghadapi globalisasi pelestarian budaya lokal dapat meningkatkan identitas nasional.
Dengan kata lain, mahasiswa memikul tanggung jawab yang besar dalam mengamalkan kebangsaan melalui pelestarian budaya lokal, selain memahaminya secara teori. Dengan demikian, mahasiswa akan menjadi penjaga warisan budaya yang sangat berharga di samping menjadi sarjana yang berkontribusi terhadap pembangunan bangsa.
Referensi:
-
UNESCO. (2020). Report on Endangered Languages. Retrieved from https://www.unesco.org
-
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). (2023). Laporan Hasil KKN Tematik Desa Budaya. Retrieved from https://www.kemendikbud.go.id
-
Statista. (2024). Internet Usage in Indonesia by Age Group. Retrieved from https://www.statista.com
-
Kompas. (2023). Sukses Mahasiswa dalam Memperkenalkan Budaya Lokal ke Dunia Internasional. Retrieved from https://www.kompas.com
-
Universitas Indonesia. (2022). Pekan Budaya Nasional di UI. Retrieved from https://www.ui.ac.id