MENUMBUHKAN NASIONALISME DI ERA GLOBALISASI

Artikel ini membahas pentingnya menumbuhkan rasa nasionalisme di Indonesia di tengah arus globalisasi yang semakin kuat. Ditekankan bahwa pendidikan berkualitas dan pemahaman sejarah bangsa dapat memperkuat identitas nasional. Selain itu, media dan teknologi diharapkan dapat digunakan untuk menyebarkan pesan nasionalisme yang inklusif, yang menghargai keberagaman budaya. Nasionalisme ini penting dalam menjaga persatuan bangsa dan mendukung perkembangan nilai patriotisme untuk generasi mendatang.

MENUMBUHKAN NASIONALISME DI ERA GLOBALISASI
Menampilkan simbol nasionalisme dan globalisasi dengan peta Indonesia (dibuat untuk mendukung artikel opini terkait nasionalisme di era globalisasi).

MENUMBUHKAN NASIONALISME DI ERA GLOBALISASI

Nasionalisme merupakan konsep yang dinamis dan kompleks, terutama di era globalisasi seperti sekarang. Globalisasi telah membuka pintu bagi perubahan besar di berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, ekonomi, teknologi, dan budaya. Dalam beberapa dekade terakhir, arus informasi dan komunikasi yang semakin cepat membuat batas-batas negara menjadi semakin kabur. Di satu sisi, globalisasi menghadirkan peluang besar, seperti pertumbuhan ekonomi dan pertukaran budaya lintas bangsa. Namun, di sisi lain, ia juga membawa tantangan besar terhadap identitas nasional, terutama dalam menjaga dan menumbuhkan nasionalisme.

Nasionalisme, yang mencakup cita-cita, adat istiadat, dan tradisi suatu bangsa, kini menghadapi ancaman dari berbagai faktor eksternal. Misalnya, budaya asing yang masuk melalui media digital sering kali lebih dominan dibandingkan dengan budaya lokal. Konsumerisme global juga berpotensi menggeser nilai-nilai tradisional. Hal ini membuat banyak individu, khususnya generasi muda, cenderung lebih mengidentifikasi diri sebagai "warga dunia" daripada bagian dari bangsa tertentu. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membangun rasa cinta tanah air yang kuat namun tetap inklusif—nasionalisme yang tidak menutup diri terhadap keberagaman, tetapi justru menghormati dan merayakan keragaman budaya.

(Ilustrasi dibuat dengan bantuan generator AI  dan modifikasi pribadi).

Salah satu cara utama untuk menumbuhkan nasionalisme di era globalisasi adalah melalui pendidikan berkualitas. Mengapa pendidikan? Karena pendidikan tidak hanya membentuk pola pikir individu tetapi juga memperkuat pemahaman tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai bangsa. Dengan pendidikan yang tepat, generasi muda dapat memahami makna mendalam dari perjuangan bangsa mereka, menghargai jasa para pahlawan, serta melihat pentingnya menjaga integritas dan persatuan nasional. Misalnya, mata pelajaran sejarah yang diajarkan secara kontekstual dan menarik dapat membuat siswa tidak hanya menghafal fakta tetapi juga memahami relevansi nilai-nilai perjuangan dalam kehidupan mereka saat ini.

Selain itu, pendidikan juga dapat menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, kesetaraan, dan keadilan. Di tengah masyarakat yang semakin majemuk, nilai-nilai ini menjadi fondasi penting untuk menjaga harmoni sosial. Nasionalisme yang sehat adalah nasionalisme yang menghormati perbedaan, baik dalam suku, agama, maupun budaya, tanpa kehilangan rasa bangga terhadap identitas nasional.

Namun, peran pendidikan saja tidak cukup. Menumbuhkan nasionalisme juga memerlukan pendekatan dari berbagai sisi, termasuk media dan teknologi. Media sosial, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, dapat menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan pesan-pesan nasionalisme. Kampanye kreatif yang mengangkat cerita inspiratif tentang kebanggaan nasional, keberagaman budaya, atau pencapaian anak bangsa dapat menjangkau jutaan orang dengan cepat.

Sebagai warga negara Indonesia, kita semua memainkan peran penting dalam menjaga dan mengembangkan rasa nasionalisme. Proses ini memerlukan komitmen berkelanjutan dan dapat diwujudkan di berbagai level, mulai dari keluarga, komunitas lokal, hingga tingkat nasional. Di keluarga, orang tua dapat menjadi teladan dengan mengajarkan anak-anak untuk mencintai budaya lokal, menggunakan produk dalam negeri, dan menghormati simbol-simbol negara. Di komunitas, kegiatan seperti perayaan hari besar nasional, pelestarian budaya tradisional, dan gotong royong dapat memperkuat rasa kebersamaan sebagai bangsa.

Dalam skala yang lebih besar, pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk mendukung upaya ini, misalnya dengan memperkuat kebijakan yang melindungi produk lokal, budaya tradisional, dan bahasa daerah. Pemerintah juga harus memastikan bahwa pembangunan ekonomi tidak mengorbankan identitas nasional, seperti yang sering terjadi ketika modernisasi menggerus warisan budaya.

Dengan meningkatkan kesadaran tentang identitas nasional, memperluas akses pendidikan berkualitas, dan memanfaatkan media dengan bijak, nasionalisme dapat terus dirawat dan diperkuat untuk generasi mendatang. Lebih dari sekadar kebanggaan terhadap tanah air, nasionalisme yang sehat akan menciptakan masyarakat yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap kemajuan bangsa. Pada akhirnya, hal ini akan mendukung lahirnya konsep lain yang tak kalah penting, yakni patriotisme—cinta tanah air yang diwujudkan melalui tindakan nyata untuk kebaikan bersama.

Penulis: Rizkita Aprillia Rinaldi, Elbyana Julia Firdausy, Aulia Rizky Utami.