Dampak Letusan Gunung Lewotobi: Bandara di Labuan Bajo Ditutup Sementara

Dampak Letusan Gunung Lewotobi: Bandara di Labuan Bajo Ditutup Sementara
bandara labuan bajo, Komodo NTT

Dampak Letusan Gunung Lewotobi: Bandara di Labuan Bajo Ditutup Sementara

Labuan Bajo, NTT – Letusan Gunung Lewotobi di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, pada [tanggal 4 November , memicu berbagai dampak signifikan, salah satunya adalah penutupan sementara Bandara Komodo di Labuan Bajo. Hujan abu vulkanik dari letusan tersebut menyebar hingga ke kawasan sekitar bandara, mengganggu visibilitas dan keselamatan penerbangan.

Kronologi Penutupan Bandara

Pihak otoritas penerbangan melaporkan bahwa abu vulkanik mencapai wilayah udara Labuan Bajo pada pukul 16.00 Wita ,dengan intensitas yang cukup tebal. Menindaklanjuti peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Volcanic Ash Advisory Center (VAAC), pengelola Bandara Komodo memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh aktivitas penerbangan di tutup pada rabu pagi tangl 13 November.

Penutupan ini dilakukan demi memastikan keselamatan penumpang, pilot, dan kru pesawat, mengingat abu vulkanik dapat merusak mesin pesawat dan mengurangi jarak pandang secara drastis.

“Kami telah menginstruksikan semua maskapai untuk menghentikan penerbangan dari dan ke Bandara Komodo hingga kondisi dinyatakan aman dan ruang udaranya tertutup oleh Abu fulkanik,” ujar Ceppy Triono, Kepala Unit Pengelola Bandara Komodo labuan bajo

Dampak Ekonomi dan Pariwisata

Penutupan bandara berdampak langsung pada sektor ekonomi dan pariwisata di Labuan Bajo, yang merupakan salah satu destinasi unggulan Indonesia. Ribuan wisatawan lokal dan mancanegara terpaksa menunda perjalanan mereka ke Taman Nasional Komodo, yang terkenal dengan keindahan alam dan habitat komodo.

Beberapa pelaku usaha pariwisata, seperti operator tur dan penginapan, melaporkan pembatalan pemesanan dari wisatawan yang khawatir akan situasi tersebut. Di sisi lain, sektor logistik juga terkena imbas, dengan penundaan pengiriman barang melalui jalur udara.

Sebanyak 30 penerbngan terpaksa di batalakan.

“Kami memahami situasi ini adalah langkah keselamatan, namun kami berharap dampaknya tidak berkepanjangan. Labuan Bajo sangat bergantung pada pariwisata,” ungkap Maria Saran, seorang pelaku usaha pariwisata lokal.

Tindakan Mitigasi

Untuk mengurangi dampak, otoritas bandara bersama pemerintah daerah dan BMKG terus memantau perkembangan situasi. Penerbangan alternatif melalui bandara di kota terdekat sedang dipertimbangkan, sementara pemerintah daerah mengimbau masyarakat dan pelaku usaha untuk tetap tenang dan mengikuti perkembangan informasi resmi.

Sementara itu, BPBD juga telah menyiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi potensi hujan abu di wilayah lain. Masker dan logistik darurat didistribusikan kepada masyarakat di sekitar Labuan Bajo.

Letusan Gunung Lewotobi menunjukkan bagaimana bencana alam dapat memberikan dampak luas, tidak hanya pada masyarakat sekitar gunung, tetapi juga pada sektor-sektor strategis seperti transportasi dan pariwisata. Penutupan Bandara Komodo di Labuan Bajo adalah langkah yang perlu untuk menjaga keselamatan, namun menuntut kesiapan semua pihak dalam menghadapi tantangan ini. Dengan mitigasi yang baik, diharapkan aktivitas dapat segera pulih dan dampak ekonomi dapat diminimalkan.