Pawai Ogoh-Ogoh: Simbol Harmoni dan Toleransi Umat Beragama Menyambut Nyepi

Antusiasme Masyarakat dalam Menyambut Hari Raya Nyepi di Tenggarong Seberang, Kalimantan Timur

Pawai Ogoh-Ogoh: Simbol Harmoni dan Toleransi Umat Beragama Menyambut Nyepi
Pawai Ogoh-Ogoh Dalam Rangka Menyambut Hari Raya Nyepi

Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur - Tradisi Hindu yang erat kaitannya dengan perayaan Hari Raya Nyepi, selalu menarik perhatian masyarakat setempat. Bertempat di Tenggarong Seberang, Senin (11/03/2024). Kegiatan ini menjadi bentuk ekspresi budaya dan spritiual, juga menjadi ajang pertemuan lintas komunitas yang ada di wilayah Tenggarong Sebrang. Masyarakat yang menghadiri dari semua kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa baik umat Hindu maupun non-Hindu, turut serta menyaksikan dan meramaikan acara ini sebagai bentuk toleransi keberagaman.

Masyarakat menyambut pawai ogoh-ogoh dengan semangat tinggi. Ogoh-ogoh memiliki makna patung besar berbentuk makhluk raksasa yang melambangkan kekuatan negatif atau roh jahat, diarak keliling desa sebagai bagian dari upacara pembersihan alam semesta. Di hari pawai, terlihat antusiasme masyarakat sekitar ikut meramaikan serta memadati jalan-jalan utama, menyaksikan atraksi yang memikat dan di iringi alat musik tradisional menjadikannya tontonan menarik bagi masyarakat.

Menurut pengunjung, Muhammad Dandi, kegiatan ini sebagai pengingat pentingnya hidup berdampingan dengan alam dan menjaga kebersihan hati. “Dengan adanya kegiatan pawai ogoh-ogoh dalam menyambut Hari Raya Nyepi hal ini meningkatkan toleransi umat beragama dan saling menjaga persatuan khususnya di Tenggarong Seberang”, ungkap Muhammad Dandi.

Rasa antusias terlihat dari persiapan yang memakan waktu berminggu-minggu dalam pembuatan ogoh-ogoh dari bahan yang ramah lingkungan seperti bambu dan kertas. Pembuatan ogoh-ogoh melibatkan kerja sama komunitas adat dan pemuda setempat saling bergotong-royong dan proses pembuatannya menjadi momen penting untuk memperkuat solidaritas antarwarga.

Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai simbol pengusiran energi negatif, tetapi juga menjadi upaya melestarikan seni dan budaya. Selain itu, pawai ogoh-ogoh juga memberikan peluang bagi generasi muda untuk terus belajar dan meneruskan nilai-nilai kebudayaan.

Dalam perayaan tahun ini, penyelenggara menekankan pentingnya menjaga keamanan dan kebersihan selama acara berlangsung. Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa tradisi menjadi kegiatan yang menunjukkan semangat toleransi dan menghargai keberagaman serta perbedaan yang ada di wilayah Tenggarong Seberang.

Penulis : Achmad Noor Ihza Yudistira_241110013510053
(Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda)