Vihara Dharma Ratna di Klungkung, Simbol Toleransi dan Kebersamaan dalam Bingkai Pancasila

Simbol toleransi dan kebersamaan menganut nilai Pancasila di Vihara Dharma Ratna Klungkung

Vihara Dharma Ratna di Klungkung, Simbol Toleransi dan Kebersamaan dalam Bingkai Pancasila
Vihara Dharma Ratna Klungkung

KLUNGKUNG - Di tengah masyarakat Klungkung yang mayoritas beragama Hindu, Vihara Dharma Ratna hadir sebagai simbol toleransi yang nyata dalam bingkai nilai-nilai Pancasila. Berdiri kokoh di salah satu sudut kota, vihara ini berfungsi sebagai tempat ibadah umat Buddha setempat, menjadi bukti bahwa kerukunan antar umat beragama dapat terjaga dengan baik di Bali. Warga setempat, baik yang beragama Hindu maupun Buddha, hidup berdampingan dengan damai serta saling menghormati.

Vihara Dharma Ratna tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Setiap tahun, vihara ini mengadakan berbagai acara, seperti kegiatan bakti sosial, perayaan hari besar keagamaan, hingga kegiatan gotong royong, yang diikuti oleh warga sekitar. Semua kegiatan ini menunjukkan bagaimana sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, benar-benar diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di Klungkung.

 

"Vihara ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Klungkung. Kami saling menghormati dan belajar mengenai keberagaman di sini," ungkap Wayan Mudana, seorang warga lokal yang tinggal di sekitar vihara saat dikonfirmasi pada Minggu (10/11/2024). Menurutnya, keberadaan vihara ini tidak pernah menimbulkan konflik, bahkan justru mempererat hubungan antar umat beragama di daerah tersebut. Ia menambahkan bahwa umat Hindu sering kali ikut membantu dalam persiapan acara di vihara sebagai bentuk kebersamaan.

 

Nilai-nilai Pancasila, seperti persatuan, toleransi, dan gotong royong, tampak jelas dalam kehidupan sehari-hari di sekitar Vihara Dharma Ratna. Warga Hindu yang merupakan mayoritas tidak mempermasalahkan keberadaan vihara tersebut, bahkan banyak yang berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan lintas agama yang diadakan. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan agama bukanlah halangan untuk hidup harmonis, melainkan suatu kekayaan yang harus dijaga bersama.

 

Selain menjadi tempat ibadah, Vihara Dharma Ratna juga sering menjadi tujuan wisata budaya bagi wisatawan yang berkunjung ke Klungkung. Mereka tidak hanya tertarik dengan keindahan arsitektur vihara, tetapi juga ingin melihat bagaimana nilai-nilai toleransi dan Pancasila diterapkan di masyarakat. Vihara ini menjadi bukti bahwa meskipun Bali didominasi oleh penduduk beragama Hindu, tetap ada ruang yang luas bagi umat beragama lain untuk berkembang dan menjalankan keyakinannya.

 

Di tengah isu intoleransi yang kerap muncul di berbagai wilayah di Indonesia, Vihara Dharma Ratna adalah contoh nyata bahwa keberagaman adalah kekuatan bangsa. Toleransi yang ditunjukkan oleh masyarakat Klungkung, baik yang beragama Hindu maupun Buddha, menjadi pelajaran berharga bagi daerah lain di Indonesia. Kebersamaan yang terjalin di sekitar vihara ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila.

Dengan semangat Pancasila, keberadaan Vihara Dharma Ratna di Klungkung menjadi simbol bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman, tetapi tetap dapat hidup dalam keharmonisan. Toleransi yang diajarkan oleh masyarakat di sekitar vihara ini adalah wujud nyata dari sila pertama, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, di mana setiap warga negara bebas menjalankan ibadah sesuai keyakinannya tanpa adanya tekanan atau gangguan. Keberadaan vihara ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keragaman sebagai aset bangsa yang berharga.